Thursday, 1 September 2016

IBUKU NAFSU PERTAMAKU

Aku dikhitan ketika aku menginjak umur tiga belas tahun dan lanjut ke SLTP. Setelah rasa perih akibat dikhitan aku mendapatkan imbalannya, yakni burungku semakin gagah dan membesar. Aku melanjutkan sekolah ke kota yang jauhnya kira-kira dua belas kilometer dari rumahku. Pergaulanku semakin luas dengan bermacam-macam teman dari daerah maupun di sekitar kota itu. Aku mulai mendapati hal-hal yang baru. Rata-rata teman sebayaku adalah anak-anak yang baru menginjak dewasa. Aku bergaul dengan anak-anak yang di kalangan sekolah dikenal sebagai kumpulan anak bandel. Obrolan mereka sering sekali berbau mesum dan aku semakin senang sekali dengan mereka karena ketika SD aku tidak pernah sedikitpun berbicara tentang hal-hal demikian dengan teman-temanku. Saat itu aku juga sudah mulai mengenal onani untuk memuaskan nafsuku kalau terpaksa tidak ada pelampiasan. Saat itu cairan spermaku juga mulai banyak dan semakin nikmat dan menggelora gairah seksku. 
Mereka sering mengobrolkan anak-anak perempuan sebaya maupun kakak kelas yang cantik dan badan mereka sudah mulai tumbuh dewasa. Mereka sering juga mengintip siswa-siswa perempuan tersebut sehabis olahraga di ruang ganti maupun di toilet. Aku tidaklah begitu tertarik dengan bahan obrolan mereka tersebut. Namun ketika mereka mulai mengobrolkan guru-guru kami yang cantik dan bahenol aku mulai tertarik. Kadang kami selalu membayangkan hal-hal jorok tentang guru perempuan kami. Aku selalu membahas bu Wati guru PPKN kami. Bu wati badannya tinggi seksi dan berpantat semok kesukaanku. Aku selalu mengintip celana dalamnya dari bawah meja sewaktu ia mengajar.
Pada waktu itu sudah beberapa bulan aku belajar di sekolah yang baru. Aku sudah mulai berani membolos sekolah. Ketika itu setelah istirahat aku dan teman-temanku berencana membolos pelajaran dan segera mengambil tas dan buku kami di kelas untuk selanjutnya bergegas melompat keluar pagar sekolah. Kami berniat demikian karena seorang teman kami yang bernama Rian tinggal tidak jauh dari sekolahan mengajak kami menonton film porno di rumahnya. Aku yang sama sekali belum pernah menonton orang berhubungan badan, langsung saja tertarik dan ikut ke rumahnya. Kami sengaja membolos karena pada saat jam-jam pelajaran rumah Rian sepi karena kedua orangtuanya PNS dan pulang kerjanya sama dengan kami yakni jam setengah dua siang. Beruntung Rian anak tunggal, jadi tidak ada yang akan mengusik kami menonton sampai jam dua. Jam sembilan pagi kami keluar membolos dan kemudian di rumah Rian kami langsung saja menonton film porno itu. Aku sangat terperangah melihat adegan-adegan seks di film itu. Aku suka sekali karena yang main adalah bule-bule yang berbadan bongsor. Burung di dalam celanaku tidak pernah kendur, tegak menantang sejak dari pas pertama film diputar. Sambil menonton dan berimajinasi mereka mengobrolkan hal mesum tentang cewek-cewek di sekolah. Berbeda dengan mereka, dalam otakku hanya terbayang pikiran untuk segera bersetubuh dengan ibuku. Aku sudah tidak tahan lagi mengeluarkan sperma yang tertahan ini. Aku ijin Rian untuk ke kamar mandi. Kamar menuju ke kamar mandi yang ada di belakang rumah dan saat melewati ruang tamu aku melihat ada foto ibu dan bapak Rian. Ibunya ternyata cantik dan terawat, bersih dan berseragam PNS rapi. Sepintas ibunya mirip dengan artis Lidya Kandou dengan perawakan yang hampir sama juga tinggi dan posturnya. Wah kalau ibuku di rumah tidak pernah dandan seperti itu, hanya biasa saja namun aku juga tidak tahu kenapa aku selalu bernafsu dengan dirinya. Aku mulai berpikiran jorok tentang ibu Rian dan tidak sabar ingin melihatnya langsung. Niat aku ke kamar mandi bukanlah untuk kencing tetapi untuk beronani. Sesampai di kamar mandi aku mendapati ada banyak tumpukan cucian kotor. Aku langsung berpikiran kotor mencari-cari kali aja ada celana dalam kotor ibu Rian. Setelah kucari-cari ternyata ada dua celana dalam putih bunga-bunga milik ibu Rian dan aku sangat gembira sekali. Aku ciumi bau celana dalam itu, ada sedikit bau-bau pesing yang semakin membuat aku bernafsu. Aku bayangkan wajah ibu Rian yang baru saja aku lihat di foto sambil mengocok kontolku dan berfantasi menyetubuhi ibu cantik itu. Tidak berapa lama cairan spermaku sudah diujung dan segera kutempelka celana dalam itu ke ujung kontolku sambil membayangkan spermaku kumuncratkan di vagina ibunya Rian. Tak berapa lama spermaku keluar juga banjir membasahi celana dalam itu. Aku sangat puas sekali dan segera keluar toilet sambil menyelipkan celana dalam yang sudah basah itu jauh ke tengah tumpukan cucian agar tidak ketahuan.
Setelah selesai menonton aku segera pulang ke rumah. Di rumah bayanganku tentang wanita di film itu dan bayangan ingin segera bertemu dengan ibu Rian berkecamuk di pikiranku. Semakin aku bayangkan semakin aku bernafsu lagi dan ujung-ujungnya pikiran untuk segera menyetubuhi ibuku seperti di film porno tadi semakin menjadi. Lagian rumah juga semakin sepi karena saat itu aku hanya tinggal bersama dengan ibu saja. Kakakku sudah bekerja merantau ke kalimantan selepas lulus dari SMA. Ayahku juga sering mendapat pekerjaan berbulan-bulan di lain kota sehingga dia jarang sekali pulang ke rumah. Pikiranku berkecamuk sekali memikirkan cara apa yang harus kugunakan agar bisa bersetubuh dengan ibuku. Terkadang sering terbesit pikiran untuk memukul ibuku dari belakang dan setelah membuatnya pingsan aku bisa menyetubuhinya. Namun dari dalam hati aku juga merasa khawatir karena takut salah pukul dan membuat ibuku mengalami hal terburuk dan fatal. Hal yang menyulikanku lagi ketika itu setelah dikhitan aku dibuatkan kamar sendiri dan tidak lagi tidur bersama dengan ibuku. Aku juga takut untuk menyusul ibuku ke kamar walaupun demi untuk bisa memuaskan nafsuku dengan pantatnya seperti ketika aku masih SD.
Aku tidak mau dan malu untuk curhat tentang hal ini dengan teman-temanku karena aku akan melakukannya dengan ibuku sendiri. Saat aku bertanya dengan temanku tentang bagaimana cara untuk menyetubuhi orang dan tidak ketahuan, temanku memberi ide dengan memberikan obat tidur. Aku sempat gembira sekali mendengar itu namun hal itu hanya sia-sia belaka karena tidaklah mudah untuk mendapatkan obat tidur apalagi bagi kami yang masih seumuran belum dewasa. Aku selalu pulang dengan kecewa namun aku juga masih sering-sering mengintip ibuku mandi dan kemudian beronani dengan celana dalamnya. Aku melakukan itu selama bertahun-tahun dan berusaha melupakan niatku yang telah terpendam bertahun-tahun itu. Aku juga sudah sempat bertemu dengan ibu Rian yang memberikan fantasi baru terhadapku. Aku mulai sering ijin untuk tinggal di rumah Rian dan mencari-cari kesempatan untuk bisa mengintip bagian tubuh ibu Rian. Pikiran untuk menyetubuhi ibu Rianpun muncul persis seperti pikiranku terhadap ibuku. Namun hal tersebut semakin membuatku tambah kecewa saja karena hal tersebut lebih mustahil.
Sewaktu aku berada di rumah aku mendengar berita kalau tetangga kami keracunan memakan tumbuhan yang namanya aku rahasiakan. Tetanggaku itu kemudian dibawa ke rumah sakit dan setelah beberapa hari aku dan ibuku menjenguknya di rumah sakit. Ternyata dia hanya tidak sadarkan diri untuk beberapa jam saja dan katanya itu terjadi setelah memakan tumbuhan itu. Sepintas langsung terbersit pikiran kotor diotakku. Aku ingin sekali mencari tumbuhan itu dan mencampurnya ke dalam makanan ibuku. Pikirku itu tidaklah terlalu berbahaya jika hanya sedikit saja. Kebetulan setelah sempat beberapa bulan ayahku berada di rumah, saat itu ayahku telah pergi lagi ke lain kota dan jarang pulang karena ada proyek besar di semarang.
Esok harinya setelah pulang sekolah aku langsung pergi ke daerah perladangan untuk memburu tumbuhan itu. Tidak sia-sia, setelah beberapa saat akhirnya aku menemukannya dan bergegas pulang. Ketika itu ibu sudah menginjak petang dan ibuku memasak sayur sop dan itu kebetulan sekali karena nantinya aku bisa mencampur tumbuhan itu ke sayur. Aku segera ke belakang dan menumbuk tanaman itu untuk kuambil sarinya. Saat kami makan berdua di depan televisi aku pura-pura meminta ibuku membuatkanku sambal soalnya sayur sop kurang lengkap tanpa sambal. Setelah sedikit merengek akhirnya ibuku menaruh piringnya yang baru sedikit dimakan di meja depan televisi dan menuju ke dapur membuatkanku sambal. Aku langsung saja mencampurkan sedikit saripati tumbuhan itu ke dalam piring nasi dan sup ibuku. Setelah beberapa menit ibu kembali dengan sambal dan kami melanjutkan makan. Ibuku tidak merasa aneh dengan rasanya, mungkin saripati tumbuhan itu tidak ada rasanya karena aku juga belum pernah merasakannya, atau mungkin sudah tidak berasa karena sudah bercampur dengan nasi dan lauknya.
Tak berapa lama kemudian ibuku berkata kalau ia merasa pusing. Ia segera menuju ke tempat tidur dan setelah aku tunggu beberapa menit ternyata tidak ada suara apapun. Aku pura-pura memanggil ibu namun tidak ada jawaban. Aku berjingkrak kegirangan karena itu tandanya ibuku sudah tidak sadarkan diri. Aku menghampiri ibuku dan berpura-pura memanggil ibuku sambil menyentuh pipinya. Ternyata ia benar-benar sudah tidak sadarkan diri dan langsung saja aku membuka semua pakaianku dan bertelanjang bulat. Aku matikan seluruh lampu rumah dan hanya menghidupkan lampu meja di sebelah ranjang. Hatiku berdebar keras kegirangan sambil melucuti pakaian yang dikenakan ibuku. Setiap momen melucuti pakaian itu aku nikmati dengan benar-benar, ada perasaan nikmat khusus yang aku dapatkan. Mula-mula aku cium bibirnya sambil kulepas kancing bajunya beserta kutangnya. Kulihat payudaranya yang besar yang selama ini luput dari perhatianku dan ternyata tidak kalah menariknya dengan pantat yang selama ini memabukkanku. Setelah itu aku pelorotkan rok longgarnya dan untuk pertama kalinya aku pelorotkan dengan penuh nafsu celana dalamnya. Aku ciumi seluruh badan ibuku dari ujung kaki sampai kepala. Aku lebarkan sedikit pahanya dan kulihat vagina dengan rambut yang baru dicukur itu depat di depan mataku. Aku jilati puki ibuku tempat aku lahir dahulu. Ibuku sedikit bergerak dan itu membuatku kaget namun tidak berlanjut lagi, dan itu mungkin dia juga merasa keenakan. Aku tak sabar lagi ingin menancapkan kontolku ini ke pukinya. Dengan pelan-pelan aku masukkan kontolku yang mengacung itu dan agak sedikit susah karena mungkin jarang dipakai lagi dengan ayahku. Aku seperti melayang ke surga setelah bisa masuk ke dalam lubang vaginganya. Semua rasa yang belum pernah kurasakan bercampur menjadi satu. Hangat dan lembut vaginanya semakin membuatku ingin memompanya kencang. Ibuku dengan posisinya yang terlentang hanya terdiam tanpa ekspresi ketika kutindih dari atas, dan semakin kucepatkan gerakan kontolku menjebol pukinya. Kontolku sudah terasa pengin memuncratkan spermanya, dan langsung kucabut saja karena aku ingin menghajar ibuku dengan menindihnya dengan posisi telungkup.
Aku langsung berpindah posisinya dan sedikit mendorong tubuh ibuku agar bisa ke posisi telungkup. Badanku sudah setinggi ibuku meskipun badan ibuku lebih besar. Aku agak sedikit merasa berat mendorongnya, dan ketika sudah berhasil telungkup aku melihat bokong bulat kenyal indah itu persis di depan mataku. Aku semakin bernafsu dan segera menciumi dan menjilati pantat pujaanku sedari kecil itu. Setelah puas mencium dan menjilatinya aku sibak belahan pantatnya yang besar dan ingin sekali melihat lubang anusnya. Gundukan pantat dan anus beserta vaginannya tampak semua.Aku bagaikan terbang melayang dan segera kuarahkan lagi kontolku ke arah pukinya. Aku bergerak naik dan turun dan ketika itu aku mendapatkan sensasi luar biasa dari benturan pantatnya yang kupepet. Gerakanku yang berbenturan dengan pantat besar itu membuat bunyi seperti tepukan dan membuatku sudah tak bisa lagi membendung spermaku. Aku tidak kuat lagi dan kusemburkan seluruh spermaku di dalam lubang vaginanya. Aku merasa sangat puas sekali dan mengerang keenakan tidak peduli jika nantinya ada orang yang mendengar. Aku tidak takut ibu hamil karena didepan rumah kami sudah terpasang simbol KB jadi ibuku pasti sudah KB.
Setelah rasa puas itu aku merasakan perasaan yang aneh dan merasa bersalah. Aku segera membersihkan cairan sperma yang menempel di vagina ibu dengan selimut dan segera memakaikan kembali pakaiannya. Aku berbaring dan sedikit menyesal dengan perbuatanku. Aku juga takut kalau ibuku terjadi apa-apa akibat ramuan itu. Setelah aku tunggu sampai jam sepuluh malam ibuku ternyata sudah sedikit mengigau. Mungkin dia sudah sadar dan ketika aku pegang dirinya dan kutanya ia juga menjawab. Aku merasa tenang dan setelah merasa bersalah semalamaan dan setelah pagi menjelang pikiranku berubah lagi karena melihat pemandangan ibuku yang tidak seperti biasanya, memakai legging tipis sehingga setiap lekukan pantat kaki dan pahanya terlihat jelas. Ibuku memberitahu kalau tadi malam ia merasa pusing dan tiba-tiba saja tertidur lelap sampai pagi. Aku hanya senyum saja dan memberitahu kalau mungkin hanya kecapaian saja. Setelah aku sudah selesai bersiap-siap berangkat sekolah, aku sarapan dengan ibuku. Aku mencampurkan lagi ramuanku itu ke dalam makanannya ketika ia menoleh mengambil kerupuk yang kuminta di belakang badannya.
Tak berapa lama ia merebah di ranjang yang berada di depan televisi. Aku mengurungkan niatku pergi sekolah dan ingin segera menyetubuhi ibuku lagi. Aku segera menutup pintu serta jendela dan setelah memastikan diri ibuku telah tak sadarkan diri, aku langsung menarik dirinya namun tidak menelanjangi total dirinya. Aku tidak melepas semua pakaiannya karena aku terangsang dengan legging ketat ibuku dan ingin dia masih dibalut dengan separuh leggingnya. Aku tengkurapkan tubuhnya dan menarik kakinya keluar ranjang sedangkan bagian atas badannya masih di ranjang. Untung sekali ranjangnya tidak terlalu tinggi jadi dia bisa benar-benar nungging. Setelah itu aku pelorotkan legging ketatnya sampai separuh paha dan ternyata ia tidak memakai celana dalam. Aku ciumi dan jilati seluruh pantat anus dan vaginanya dari belakang. Gilat sekali, baunya pesing dan aroma kecing bercampur. Ibuku belum sempat mandi dan hanya cebok, padahal semalam ada bekas-bekas kering spermaku namun ia tidak sadar juga. Namun aroma itu malah membuatku semakin bernafsu dan segera kuturunkan celanaku terus langsung kuhujumkan kontolku ke dalam memeknya. Seperti anak kanjing mengawini ibu anjingnya. Aku terus mengebor dengan cepat dan kuremas pantatnya yang membuatku seketika memuncratkan lagi seluruh spermaku ke dalam pukinya. Aku sekali lagi merasakan bersalah namun aku tau kalau itu hanya sementara. Setelah beberapa saat aku naiikan lagi badan ibuku dan aku entotin dirinya dengan posisi 69 sampai akhirnya lubang memek ibuku dipenuhi cairan spermaku. Aku segera mengakhiri permainanku dan membersihkan semua sperma yang ada di memek ibu. Jariku aku masukkan ke dalam vaginanya untuk mengeluarkan sperma yang banyak menyelip di dalam. Setelah bersih aku naikkan lagi leggingnya dan menyelimutinya. Setelah ia bangun di siang hari ia kembali bertanya kenapa ia merasa pusing dan tertidur pulas lagi aku hanya menjawab mungkin kurang darah. Ibuku saking polosnya hanya percaya saja dan memberiku duit untuk membelikannya obat penambah darah. Dalam hatiku hanya senyum saja dan segera keluar membelikannya. Aku melakukan hal itu tidaklah sering karena takut akan membawa efek negatif. Aku melakukannya mungkin sekitar enam kali dan setelahnya aku sering pergi ke tempat prostitusi dan mencari wanita yang sudah keibuan. Pikiranku menyetubuhi ibuku sudah tidak terlalu menggangguku karena aku juga sudah puas pernah berhasil menyetubuhinya berkali-kali. Setelah aku masuk SMA aku minta dipindahkan ke kota lain karena takut kalau timbul lagi niatku menyetubuhi ibuku dan hanya dengan jalan memberi ramuan itu yang pasti akan membawa efek negatif ke tubuhnya. Aku membujuk orang tuaku dengan alasan biar aku mandiri dan akan berusaha mencari sambilan kerja agar tidak terlalu membebani mereka.
Aku ingin sekali melakukan hubungan seks dengan ibuku namun dalam kondisi dirinya yang sadar, jadi aku bisa merasakan ekspresi wajahnya ketika sedang bercinta. Namun hal tersebut terasa mustahil di otakku dan lebih baik aku menjauh saja. Setelah sekolah di perantauan aku memasarkan diriku ke tante girang. Aku mendapatkan kepuasan seks dengan petualanganku yang baru dan tentu saja dengan tante-tante yang berganti-ganti di mana setiap aku bercinta dengan mereka, aku selalu membayangkan mereka ibu kandungku. Pekerjaan itu aku lakukan sampai sekarang dan sangat aku nikmati. Aku sudah tidak lagi ingin memberikan ramuan itu ke ibuku semenjak pindah sekolah. Sekarang aku sudah menemukan tante-tante baru yang mengubah hidupku.

1 comment: